“Di sini pas tanggal 17 Maret itu seharian hujan deras dari pagi hingga malam hari lalu tiba-tiba sekitar waktu subuh banjir bandang melanda pemukiman termasuk rumah saya” kata salah seorang Bapak yang kami temui di posko bantuan bencana banjir dan tanah longsor Kecamatan Imogiri, Bantul beberapa waktu lalu. Kabupaten Bantul memang menjadi wilayah terparah yang dilanda banjir. Tercatat 35 desa dan 14 kecamatan terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur dari pagi hingga malam hari. Selain Bantul, tiga daerah lainnya yaitu Kulon Progo, Sleman dan Gunungkidul juga terdampak hujan lebat dibuktikan dengan temuan genangan air di beberapa lokasi.
Sebagai wujud kepedulian warga gereja Santo Albertus Agung Jetis, umat melalui TIM APP (Aksi Puasa Pembangunan) menyalurkan bantuan untuk meringankan beban para korban banjir dan tanah longsor. Sebelum penyaluran bantuan, pengumpulan informasi dilakukan guna mengetahui kebutuhan apa saja yang saat itu diperlukan para korban.
Romo Paroki dan para ketua lingkungan membantu tim mempercepat pengumpulan bantuan dari 19 lingkungan di wilayah paroki. Pengumpulan bantuan hanya dilakukan dalam waktu 2 hari saja mengingat situasi dan keperluan yang mendesak. Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan sembako, obat – obatan, kebutuhan bayi, peralatan masak dan peralatan kebersihan.
Lima hari setelah bencana, kami Tim APP datang ke posko bantuan yang dipusatkan di Stasi St. Mater Dei, Bantul. Kami datang menggunakan mobil pick up dan disambut oleh Bapak Wahyu sebagai penanggung jawab bantuan di posko tersebut. Beliau menjamu kami dengan teh dan pisang rebus hangat yang cocok sekali dengan hawa dingin dan hujan rintik saat itu. Kemudian kami banyak bertukar cerita tentang dampak banjir bandang yang dirasakan warga Bantul.
Kata Pak Wahyu “Satu hari setelah bencana banjir, air sudah surut Mbak namun warga harus membersihkan rumahnya selama berhari-hari. Anak – anak juga belum bisa kembali sekolah karena harus membantu orang tua membersihkan rumah lagipula kondisi sekolah belum memungkinkan untuk kembali digunakan”. Akibat bencana ini, ada 5.046 warga DIY yang terdampak dengan 4.427 di antaranya adalah warga Bantul. Selain itu, peristiwa ini memakan korban jiwa sebanyak lima orang.
Dukungan layanan kesehatan dan logistik dari pihak lain masih terus berdatangan saat tim kami berkunjung ke sana. Tampaknya semangat peduli dan perhatian masih mengakar di kalangan masyarakat. Kami berharap kondisi di Bantul segera pulih sehingga warga dapat kembali beraktifitas dan kondisi di Yogyakarta selalu aman dan kondusif.
Ditulis Oleh : Christina Adiratna R