Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 8 Juli 2025

Renungan Harian Hari Ini 8 Juli 2025, Bacaan Injil Matius 9:32-38 (baca Alkitab – klik disini)

Bacaan I: Kej. 32:22-32; Mazmur: 17:1.2-3.6-7.8b.15; R:15a; PEKAN BIASA XIV (H); St.Eugenius III, Paus; St.Andrianus II; St.Prokopius; B.Gregorius Grassi, Marie Hermine, dkk.;

Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.

Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.

Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”

Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”

Bertanyalah Yakub: “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.

Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!”

Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.

Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.

.

Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.

Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar.

Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.

Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.

Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu

Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

.

Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.

Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.”

Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

.

Ketika perang pecah pula, maka majulah Daud dan berperang melawan orang Filistin; ia menimbulkan kekalahan besar di antara mereka, sehingga mereka melarikan diri dari depannya.

Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi.

Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu.

Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia kepada Yonatan, lalu berkata: “Apakah yang telah kuperbuat? Apakah kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin mencabut nyawaku?”

Tetapi Yonatan berkata kepadanya: “Jauhlah yang demikian itu! engkau tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat sesuatu, baik perkara besar maupun perkara kecil, dengan tidak menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!”

Tetapi Daud menjawab, katanya: “Ayahmu tahu benar, bahwa engkau suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut.”

Yonatan berkata kepada Daud: “Apapun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu.”

Lalu kata Daud kepada Yonatan: “Kautahu, besok bulan baru, maka sebenarnya aku harus duduk makan bersama-sama dengan raja. Jika engkau membiarkan aku pergi, maka aku akan bersembunyi di padang sampai lusa petang.

Apabila ayahmu menanyakan aku, haruslah kaukatakan: Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi dengan segera ke Betlehem, kotanya, karena di sana ada upacara pengorbanan tahunan bagi segenap kaumnya.

Jika begini dikatakannya: Baiklah! maka hambamu ini selamat. Tetapi jika amarahnya bangkit dengan segera, ketahuilah, bahwa ia telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka.

BACAAN OFISI – Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 8 Juli 2025

Jika demikian, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada hambamu ini, sebab engkau telah mengikat perjanjian di hadapan TUHAN dengan hambamu ini. Tetapi jika ada kesalahan padaku, engkau sendirilah membunuh aku. Mengapa engkau harus menyerahkan aku kepada ayahmu?”

Tetapi jawab Yonatan: “Jauhlah yang demikian itu! Sebab jika kuketahui dengan pasti, bahwa ayahku telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka kepadamu, masakan aku tidak memberitahukannya kepadamu?”

Lalu bertanyalah Daud kepada Yonatan: “Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku, apabila ayahmu menjawab engkau dengan keras?”

Kata Yonatan kepada Daud: “Marilah kita keluar ke padang.” Maka keluarlah keduanya ke padang.

Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: “Demi TUHAN, Allah Israel, besok atau lusa kira-kira waktu ini aku akan memeriksa perasaan ayahku. Apabila baik keadaannya bagi Daud, masakan aku tidak akan menyuruh orang kepadamu dan memberitahukannya kepadamu?

Tetapi apabila ayahku memandang baik untuk mendatangkan celaka kepadamu, beginilah kiranya TUHAN menghukum Yonatan, bahkan lebih lagi dari pada itu, sekiranya aku tidak menyatakannya kepadamu dan membiarkan engkau pergi, sehingga engkau dapat berjalan dengan selamat. TUHAN kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai ayahku dahulu.

Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati,

janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang dari musuh Daud dari muka bumi,

janganlah nama Yonatan terhapus dari keturunan Daud, melainkan kiranya TUHAN menuntut balas dari pada musuh-musuh Daud.”

Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.

.

renungan harian hari ini

Salah satu kisah terkenal di dalam Alkitab adalah tentang pergulatan Yakub dengan Allah. Pada suatu malam, ada seorang pria bergulat dengan Yakub. Selama proses pergulatan ini, Yakub akhirnya menyadari bahwa dia telah bergulat melawan Allah dan ia menang.

Untuk memahami kisah ini dengan baik, kita perlu memahami seluruh perjalanan hidup Yakub dari awal sampai pergulatannya dengan Allah. Perjalanan hidup Yakub dan pergulatannya dengan Allah menggambarkan pergumulan kesetiaan kita kepada Tuhan.

Pengalaman Yakub juga menjadi pengalaman Yesus seperti yang diceritakan dalam Injil hari ini. Dalam menjalankan kehendak Bapa-Nya, Yesus juga mengalami pergumulan, bahkan penolakan. Namun, dalam situasi penolakan, Yesus tetap setia kepada Bapa-Nya.

la mewartakan Injil Kerajaan Surga dan menyembuhkan penyakit dan kelemahan kita. Yesus tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga memulihkan relasi kita dengan Allah. Maukah kita memulihkan relasi kita dengan Allah, sesama, dan lingkungan hidup kita?

.

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, setelah kita merenungkan kisah pergulatan Yakub dan kesetiaan Yesus dalam menjalankan kehendak Bapa, marilah kita menutup permenungan ini dengan doa. Kita hening sejenak dan membuka hati kita di hadapan Allah yang senantiasa setia dan penuh belas kasih.

Ya Tuhan, dalam setiap pergulatan hidup kami, kami sadar bahwa Engkau hadir di tengah-tengah kami. Seperti Yakub yang bergumul dengan-Mu dan tidak melepaskan Engkau sebelum menerima berkat, demikian juga kami ingin tetap setia dalam iman, meski jalan hidup tak selalu mudah. Teguhkanlah hati kami, ya Tuhan.

Engkau pun telah mengalami penolakan dan penderitaan saat menjalankan kehendak Bapa, namun Engkau tetap memilih setia dan taat. Ajarlah kami untuk tidak goyah dalam iman, agar dalam setiap tantangan hidup kami, kami pun mampu berkata, “Bukan kehendakku, melainkan kehendak-Mu yang jadi.”

Pulihkanlah hubungan kami dengan-Mu yang mungkin telah retak oleh dosa dan kelalaian kami. Pulihkan pula kasih kami kepada sesama dan kepedulian kami terhadap ciptaan-Mu. Biarlah hidup kami menjadi tanda kasih dan kesetiaan-Mu di tengah dunia. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

.

Tuhan Yesus, bantu, tuntun, dan sertailah kami dalam setiap pergumulan hidup kami. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 7 Juli 2025
Baca Juga (KLIK): Doa Pagi Katolik Untuk Awali Hari Indahmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here