Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 5 Juli 2025

Renungan Harian Hari Ini 5 Juli 2025, Bacaan Injil Matius 9:14-17 (baca Alkitab – klik disini)

Bacaan I: Kej. 27:1-5.15-29; Mazmur: 135:1-2.3-4.5-6; R:3a; PEKAN BIASA XIII (H) Hari Sabtu Imam; St.Antonius Maria Zakaria, Im.;

Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: “Anakku.” Sahut Esau: “Ya, bapa.”

Berkatalah Ishak: “Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku.

Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang;

olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati.”

Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya,

Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.

Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu.

Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.

Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: “Bapa!” Sahut ayahnya: “Ya, anakku; siapakah engkau?”

Kata Yakub kepada ayahnya: “Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku.”

BACAAN I – Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 5 Juli 2025

Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: “Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!” Jawabnya: “Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku.”

Lalu kata Ishak kepada Yakub: “Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan.”

Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: “Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau.”

Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,

tetapi ia masih bertanya: “Benarkah engkau ini anakku Esau?” Jawabnya: “Ya!”

Lalu berkatalah Ishak: “Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau.” Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.

Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: “Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku.”

Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.

Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.

Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia.”

.

Haleluya! Pujilah nama TUHAN, pujilah, hai hamba-hamba TUHAN,

hai orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN, di pelataran rumah Allah kita!

Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!

Sebab TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya.

Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah.

TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya;

.

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.

Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”

.

Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”

Tetapi Samuel berkata: “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Firman TUHAN: “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.

Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.”

Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?”

Jawabnya: “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini.” Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.

Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”

BACAAN OFISI – Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 5 Juli 2025

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: “Orang inipun tidak dipilih TUHAN.”

Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: “Orang inipun tidak dipilih TUHAN.”

Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: “Semuanya ini tidak dipilih TUHAN.”

Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.”

Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

.

renungan harian hari ini

Ishak menua dan penglihatannya memudar. Dalam kondisi itu, ia ingin memberi berkat kesulungan kepada Esau. Sayangnya, rencana itu terdengar oleh Ribka, istrinya, yang menginginkan agar berkat itu diterima oleh Yakub. Bekerja sama dengan Ribka, ibunya, akhirnya Yakub dapat menerima berkat anak sulung yang seharusnya untuk Esau.

Meskipun cara yang dilakukan Yakub tidak sah, kita dapat belajar bagaimana dia dengan gigih dan tekun untuk mendapatkan berkat itu. Di sini kita melihat bahwa Allah secara bebas memberikan berkat-Nya bagi siapa saja yang pantas di hadapan-Nya. Berkat-Nya mengatasi segala kelemahan manusiawi kita.

Maka, hidup pantas di hadapan Allah menjadi sarana bagi kita untuk mendapatkan berkat-Nya. Hidup pantas berarti menjadikan hidup kita berkualitas, selaras dengan rencana dan kehendak Allah. Hidup berkualitas yang dikehendaki Allah adalah hidup baru dengan semangat baru dalam iman kepada Allah, sebagaimana anggur baru selayaknya dituang ke dalam kantong yang baru.

Marilah kita meninggalkan tradisi dan kebiasaan yang lama guna mempersiapkan diri menjadi wadah untuk menerima berkat baru dari Tuhan dan menjadikan hidup kita lebih baik daripada sebelumnya.

.

Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan ini dengan hati yang terbuka dan penuh syukur. Kita arahkan batin kita kepada Allah yang berkenan memberkati setiap orang yang hidup pantas di hadapan-Nya.

Allah yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau tidak memandang rupa, tidak memandang latar belakang, tetapi memandang ketulusan hati. Kami mohon, tuntunlah kami agar mampu hidup selaras dengan kehendak-Mu, hidup yang berkenan di mata-Mu, sehingga kami pun layak menerima berkat-Mu.

Ajarilah kami untuk tidak hanya mengejar berkat dengan usaha manusiawi, tetapi juga dengan hidup yang pantas di hadapan-Mu. Jadikanlah kami pribadi yang senantiasa membarui diri, meninggalkan kebiasaan lama, dan bersiap menjadi kantong baru yang mampu menampung anggur berkat-Mu.

Semoga kami tidak terjebak pada cara-cara lama yang penuh kelicikan dan siasat duniawi. Tetapi tuntunlah kami kepada hidup baru, yang jujur dan penuh iman. Berkatilah kami hari ini, dan kuatkanlah kami untuk hidup lebih baik dari hari ke hari. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

.

Ya Bapa, mampukanlah kami agar berani meninggalkan tradisi, kebiasaan, dan tingkah laku kami yang lama dengan cara hidup yang baru, penuh berkat dan harapan baru dalam Yesus Kristus Putra-Mu. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 4 Juli 2025
Baca Juga (KLIK): Doa Pagi Katolik Untuk Awali Hari Indahmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here