Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 2 Januari 2025

Renungan Harian Hari Ini 2 Januari 2025, Bacaan Injil Yohanes 1:19-28 (baca Alkitab – klik disini)

Bacaan I: 1Yoh. 2:22-28; Mazmur: 98:1.2-3b.3c-4; R:3b; PEKAN SEBELUM EPIFANI; Pw St.Basilius Agung dan St.Gregorius dr Nazianze, UskPjg (P);

1Yoh 2:22
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

1Yoh 2:23
Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

1Yoh 2:24
Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

1Yoh 2:25
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.

1Yoh 2:26
Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.

1Yoh 2:27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu?dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta?dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

1Yoh 2:28
Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

.

Mzm 98:1
Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

Mzm 98:2
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

Mzm 98:3
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:3
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:4
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

.

1Yoh 2:22
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

1Yoh 2:23
Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

1Yoh 2:24
Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

1Yoh 2:25
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.

1Yoh 2:26
Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.

1Yoh 2:27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu?dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta?dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

1Yoh 2:28
Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

.

Kol 2:16
Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;

Kol 2:17
semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Kol 2:18
Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,

Kol 2:19
sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Kol 2:20
Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:

Kol 2:21
jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;

Kol 2:22
semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.

Kol 2:23
Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Kol 3:1
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Kol 3:2
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Kol 3:3
Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

.

renungan harian hari ini

Kita selalu berhadapan dengan sebuah pertanyaan yang sederhana, tetapi sesungguhnya tidaklah mudah untuk menjawabnya, yakni “Jujurkah aku?”

Paus Fransiskus pernah berkata tentang sikap jujur: “Mencintai kebenaran bukan hanya berarti mengamininya, melainkan menghayatinya, memberikan kesaksian tentang kebenaran dalam setiap pekerjaanmu.

Masalahnya bukanlah menjadi atau tidak menjadi orang beriman. Hal yang menjadi masalahnya di sini adalah menyangkut apakah saya jujur atau tidak jujur dengan diri sendiri dan dengan orang lain.”

Hari ini kita belajar tentang persahabatan yang jujur antara Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus. Ketika itu banyak orang bertanya kepadanya tentang jati dirinya.

Dia dengan penuh kejujuran mengakui bahwa dia bukanlah Mesias, bukan pula seorang nabi sepopuler Nabi Elia atau seorang nabi di masa depan.

Dia mengakui bahwa dirinya hanya suara yang menyerukan pertobatan dan membaptis banyak orang dengan air. Dengan jujur pula ia mengatakan bahwa Yesuslah yang berkuasa, bahkan membuka tali kasut-Nya pun ia merasa tidak layak.

Sikap jujur Yohanes Pembaptis ini tentu bertentangan dengan orang-orang yang tidak jujur. Santo Yohanes dalam suratnya mengatakan bahwa siapa saja yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus maka dia adalah seorang pendusta.

Kalau seorang menyangkal Bapa dan Putra maka dia adalah seorang anti Kristus. Sebab itu, kita harus berusaha tinggal di dalam Kristus dan menjadi pribadi yang jujur.

Kita menemukan model kejujuran di dalam diri Santo Basilius Agung dan Santo Gregorius dari Nazianze, terutama dalam menata persahabatan mereka sejak masa muda.

Keduanya menjadi orang kudus setelah menunaikan tugas kegembalaan mereka dan mempertahankan iman kepada Kristus sebagai teolog sejati yang jujur. Apakah kita jujur dalam membangun persahabatan demi mencapai kekudusan bersama?

.

Bapa Maha Kuasa, kami datang kehadapan-Mu pada hari ini, merenungkan sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam: “Jujurkah aku?” Pertanyaan ini menantang kami untuk memeriksa batin kami, untuk melihat dengan jujur ke dalam diri kami sendiri.

Kami diingatkan oleh perkataan Bapa Suci Fransiskus tentang kejujuran: “Mencintai kebenaran bukan hanya berarti mengamininya, melainkan menghayatinya, memberikan kesaksian tentang kebenaran dalam setiap pekerjaanmu.” Ini bukan sekadar persoalan menjadi orang beriman atau tidak, tetapi lebih dari itu, tentang kejujuran kami terhadap diri sendiri dan sesama.

Hari ini, kami belajar tentang persahabatan yang jujur antara Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus. Yohanes, dengan kerendahan hati dan kejujuran yang luar biasa, mengakui jati dirinya di hadapan banyak orang. Ia tidak mengklaim dirinya sebagai Mesias, Elia, atau nabi lainnya. Ia dengan jujur menyatakan bahwa dirinya hanyalah suara yang menyerukan pertobatan dan membaptis dengan air, serta mengakui kebesaran Yesus yang bahkan membuka tali kasut-Nya pun ia merasa tidak layak.

Kejujuran Yohanes Pembaptis ini sangat kontras dengan mereka yang tidak jujur. Santo Yohanes dalam suratnya dengan tegas mengatakan bahwa siapa pun yang menyangkal Yesus adalah Kristus, ia adalah pendusta, seorang anti-Kristus. Oleh karena itu, kami dipanggil untuk tinggal di dalam Kristus dan menjadi pribadi yang jujur.

Kami menemukan teladan kejujuran dalam diri Santo Basilius Agung dan Santo Gregorius dari Nazianze, terutama dalam persahabatan mereka sejak masa muda. Keduanya, melalui kejujuran dan kesetiaan mereka kepada Kristus, menjadi orang kudus dan teolog sejati. Persahabatan mereka menjadi inspirasi bagi kami untuk membangun persahabatan yang jujur demi mencapai kekudusan bersama.

Kami berdoa khususnya bagi umat-Mu yang hadir di sini. Berikanlah kami keberanian untuk menghadapi pertanyaan “Jujurkah aku?” dengan hati terbuka dan jujur. Bantulah kami untuk melihat ke dalam diri kami sendiri, mengakui kelemahan dan kekurangan kami, serta berani bertobat dan memperbaiki diri.

Berikanlah kami rahmat-Mu untuk mencintai kebenaran dan menghayatinya dalam setiap aspek kehidupan kami. Ajarilah kami untuk jujur dalam perkataan dan perbuatan kami, jujur dalam hubungan kami dengan sesama, dan terutama jujur di hadapan-Mu.

Kami mohon, jauhkanlah kami dari segala bentuk kepura-puraan, kemunafikan, dan kebohongan. Bantulah kami untuk membangun persahabatan yang jujur, saling mendukung dalam iman, dan saling mengingatkan untuk selalu berjalan di jalan kebenaran.

Kami menyadari bahwa kejujuran bukanlah hal yang mudah. Terkadang kami tergoda untuk berbohong demi keuntungan pribadi atau untuk menghindari masalah. Oleh karena itu, kami memohon kekuatan dari-Mu agar kami dapat mengatasi godaan tersebut dan senantiasa berpegang teguh pada kejujuran.

Semoga teladan Yohanes Pembaptis, Santo Basilius Agung, dan Santo Gregorius dari Nazianze menginspirasi kami untuk menjadi pribadi yang jujur dan setia kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

.

Ya Tuhan Yesus, semoga kami belajar menjadi sahabat-sahabat yang baik dan jujur sebagaimana diteladankan oleh Santo Basilius dan Gregorius. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2024, OBOR Indonesia

.

Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 1 Januari 2025

.
Baca Juga (KLIK): Doa Pagi Katolik Untuk Awali Hari Indahmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here