Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 18 Januari 2025

Renungan Harian Hari Ini 18 Januari 2025, Bacaan Injil Markus 2:13-17 (baca Alkitab – klik disini)

Bacaan I: Ibr. 4:12-16; Mazmur: 19:8.9.10.15; R: lih. Yoh 6:63c; PEKAN BIASA I (H) Pembukaan Pekan Doa Sedunia;

Ibr 4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Ibr 4:13
Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Ibr 4:14
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

Ibr 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Ibr 4:16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

.

Mzm 19:8
(19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.

Mzm 19:9
(19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,

Mzm 19:10
(19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.

.

Mrk 2:13
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.

Mrk 2:14
Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

Mrk 2:15
Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.

Mrk 2:16
Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Mrk 2:17
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

.

Rm 3:21
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,

Rm 3:22
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Rm 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Rm 3:24
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Rm 3:25
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Rm 3:26
Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Rm 3:27
Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!

Rm 3:28
Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Rm 3:29
Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!

Rm 3:30
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.

Rm 3:31
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.

.

renungan harian hari ini

Pada hari ini kita memasuki pekan doa untuk persatuan umat Kristiani di dunia. Pekan doa yang disebut juga sebagai Pekan Doa Oikumene ini berlangsung dari tanggal 18-25 Januari setiap tahun.

Pekan doa ini diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 di mana puncak perayaannya adalah pada pesta pertobatan Santo Paulus. Tuhan Yesus sebagai Imam Agung dalam doa-Nya berseru, “Ut Unum Sint”, supaya mereka semua menjadi satu (bdk. Yoh. 17:21). Tuhan Yesus menghendaki persatuan bukan perbedaan sebagai anak-anak Tuhan.

Selain itu pada hari ini kita mendengar kisah panggilan Lewi anak Alfeus atau yang kita kenal sebagai Matius. Dia adalah seorang pemungut cukai dan kebetulan sedang bekerja di rumah cukai. Tuhan Yesus memanggilnya, “lkutlah Aku” dan saat itu juga ia berdiri, meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus.

Lewi tidak sendirian, tetapi ia bersama rekan-rekan sejawatnya dan orang-orang yang dilabel pendosa bergembira bersama Yesus dalam sebuah perjamuan. Ini benar-benar menjadi momen pembaruan diri di depan Yesus.

Ini juga yang menjadi doa Yesus, ‘Ut Unum Sint’ bersama-Nya. Tuhan mengasihi semua orang sebab Dia datang bukan untuk memanggil orang-orang benar melainkan orang berdosa untuk diselamatkan.

Satu hal yang dapat kita lakukan selama Pekan Doa Oikumene ini adalah kepatuhan pada sabda Tuhan. Sabda Tuhan adalah pelita bagi langkah kaki kita untuk bersatu (bdk. Mzm. 119:105).

Sabda Tuhan juga memiliki kuasa untuk mengatur hidup kita (bdk. Ibr. 4: 12). Maka, sebuah ajakan yang bagus bagi kita hari ini adalah ‘Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian” (br. 4:16). Apakah kita berani hidup berdampingan sebagai saudara?

.

Allah Bapa Mahakasih, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati penuh syukur karena Engkau telah memanggil kami sebagai anak-anak-Mu, meskipun kami berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Pada pekan yang penuh makna ini, ketika kami memasuki Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani, kami memohon agar Roh Kudus-Mu membimbing kami menuju persatuan yang sejati sesuai dengan kehendak-Mu.

Engkau berdoa bagi kami agar “semua menjadi satu” sebagaimana Engkau dan Bapa adalah satu (Yoh. 17:21). Kami sadar bahwa persatuan adalah panggilan yang sering kali sulit kami wujudkan karena perbedaan pandangan, tradisi, dan kelemahan kami sebagai manusia. Ampunilah kami, ya Tuhan, jika kami pernah membiarkan perpecahan, kebencian, atau prasangka merusak keharmonisan di antara kami. Pulihkanlah hati kami agar kami semakin mampu hidup berdampingan sebagai saudara yang saling mengasihi dan menghormati.

Hari ini kami mengenang panggilan-Mu kepada Lewi, yang Engkau ubah menjadi Matius, rasul dan penginjil-Mu. Seperti Engkau mengundang Lewi untuk meninggalkan kehidupannya yang lama, Engkau juga mengundang kami untuk bertobat dan mengikuti-Mu. Ajarlah kami untuk tidak menghakimi sesama kami, tetapi menerima mereka dengan kasih sebagaimana Engkau menerima semua orang, termasuk mereka yang dipandang berdosa.

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkah kami dan terang bagi jalan kami (Mzm. 119:105). Jadikanlah Firman-Mu pedoman hidup kami agar kami semakin berani menghampiri takhta kerahiman-Mu dengan penuh iman dan keyakinan. Berkatilah segala upaya oikumene di dunia ini, agar gereja-gereja di seluruh penjuru bumi dapat bersatu dalam kasih dan kesaksian yang nyata bagi dunia.

Tuhan, kami rindu untuk hidup berdampingan sebagai saudara. Kami ingin menunjukkan bahwa kasih-Mu lebih besar daripada perbedaan kami. Bimbinglah kami untuk menjadi duta kasih dan persatuan, sehingga nama-Mu dimuliakan melalui hidup kami. Amin.

.

Ya Tuhan, bantulah kami untuk hidup berdampingan sebagai saudara dengan menerima orang lain apa adanya. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

.

Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 17 Januari 2025
.
Baca Juga (KLIK): Doa Pagi Katolik Untuk Awali Hari Indahmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here