Misa Kudus Hari Raya Natal Fajar 2019, Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang

Feliz Navidad, Feliz Navidad

Feliz Navidad prospero ano y felicidad

Lagu penutup pada misa fajar kali ini bergema sangat lantang. Tuhan Yesus Kristus telah turun ke dunia lebih dari 2000 tahun lalu, namun perayaan hari kelahirannya masih kita rayakan sampai saat ini.

Natal Fajar di tahun 2019 ini terasa sangat spesial, banyak “keajaiban-keajaiban” terjadi di bulan Desember ini. Terlebih lagi dua hari ini umat yang merayakan hari raya Natal bersama-sama dengan kami bisa dibilang lebih banyak jumlahnya dari tahun-tahun yang lalu.

Sekitar satu jam sebelumnya..

Misa Fajar pagi ini dipimpin secara konselebrasi oleh tiga orang romo yaitu Romo Vincentius Suparman Pr, Romo Ambrosius Heri Krismawanto Pr, dan Romo Serafim CSE. Romo Parman membuka misa dengan sapaan kepada umat Paroki Jetis dan umat lain yang berasal dari luar kota Jogja.

Homili pada pagi hari ini dibawakan oleh Romo Serafim CSE. Pada homilinya romo menyampaikan bahwa Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia untuk memperbaharui hati kita. Dalam kitab Yesaya (Bacaan 1), Allah ingin mengatakan bahwa sekarang inilah saatnya penyelamatan. Allah ingin memperbaharui kita melalui kelahiran-Nya kembali ke dalam dunia. Ia menyelamatkan kita semua melalui sakramen baptis, kita dilahirkan kembali dan menerima pembaharuan Roh Kudus.

Ketika kita merayakan ekaristi, sakramen tobat dan sakramen-sakramen lainnya, Roh Kudus menyucikan kita, mengampuni dosa-dosa kita, menyembuhkan luka-luka kita akibat dosa di masa lampau. Roh Kudus mengarahkan kita kepada kehidupan yang kekal, persatuan Allah yang sempurna dalam cinta kasih.

Seorang anak kecil bernama Toyib yang sangat nakal, ia merajuk dan minta orangtuanya yang pas-pasan Macbook Pro. Ia lalu memanjat pohon yang sangat tinggi. Guru agama kemudian dipanggil untuk membuat Toyib turun namun tidak berhasil. Kemudian orangtuanya memanggil seorang pendekar, namun ia pun tidak berhasil.

Orang tua Toyib lalu pergi menemui seorang Pastor. Ia lalu menanyakan perihal masalahnya lalu mengajak doa bersama. Kemudian ia pun mendapat ide. Lalu Pastor menghampiri Toyib yang masih di atas pohon. Kemudian Pastor melakukan gerakan seperti membuat tanda salib dari atas ke bawah kemudian dari kiri ke kanan. Seketika Toyib pun langsung turun dari pohon. Ia juga bertobat dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Orang tua Toyib bingung, lalu bertanya kepada Pastor. Apa yang Pastor lakukan? Ternyata gerakan membuat tanda salib tadi artinya : Toyib kalau kamu tidak segera turun, saya TEBAS.. Pohonnya !

Dalam bacaan Injil pun kita disadarkan seperti para gembala yang menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus dan segera mengunjungi Keluarga Kudus Nazaret. Allah menjadi pusat perhatian, prioritas dan hidup kita. Tuhan Yesus menjadi pusat tujuan kita.

Sesaat sebelum misa selesai Romo Parman mengajak anak-anak untuk berkumpul di depan altar dan mengucapkan Selamat Natal kepada seluruh umat. Selanjutnya setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan pembagian bingkisan kepada anak-anak. Romo Heri berperan menjadi Santa Claus yang membagikan bingkisan.

Tidak selesai sampai di situ, seusai perayaan ekaristi Natal Fajar diadakan lomba menyanyi dan mewarnai untuk anak-anak di aula dan gereja. Baca berita lengkapnya disini : https://parokijetis.com/bernyanyi-dan-bersuka-bagi-tuhan-lomba-menyanyi-dan-mewarnai-anak-anak/

Selamat NATAL ! 🙂

 

Download Foto-Foto Disini (KLIK)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here