Renungan Harian Hari Ini dan Bacaan Injil 7 Oktober 2025

Renungan Harian Hari Ini 7 Oktober 2025, Bacaan Injil Lukas 10:38-42  (baca Alkitab – klik disini)

Bacaan I: Yun. 3:1-10; Mazmur: 130:1-4ab.7-8; R:3; PEKAN BIASA XXVII; Pw SP Maria, Ratu Rosario (P);

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:
 
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”
 
Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
 
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.”
 
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
 
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
 
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
 
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
 
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”
 
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

.

Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
 
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
 
Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
 
Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.

Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
 
Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
 
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
 
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”
 
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
 
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

.

Sesudah itu raja Asyur mengirim panglima, kepala istana dan juru minuman agung dari Lakhis kepada raja Hizkia di Yerusalem disertai suatu tentara yang besar. Mereka maju dan sampai ke Yerusalem. Setelah mereka maju dan sampai di situ, mereka mengambil tempat dekat saluran kolam atas yang di jalan raja pada Padang Tukang Penatu.
 
Dan ketika mereka memanggil-manggil kepada raja, keluarlah mendapatkan mereka Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara.
 
Lalu berkatalah juru minuman agung kepada mereka: “Baiklah katakan kepada Hizkia: Beginilah kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan macam apakah yang kaupegang ini?
 
Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku?
 
Sesungguhnya, engkau berharap kepada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Begitulah keadaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya.
 
Dan apabila kamu berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN, Allah kami, — bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya dan mezbah-mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: Di depan mezbah yang di Yerusalem inilah kamu harus sujud menyembah!
 
Maka sekarang, baiklah bertaruh dengan tuanku, raja Asyur: Aku akan memberikan dua ribu ekor kuda kepadamu, jika engkau sanggup memberikan dari pihakmu orang-orang yang mengendarainya.

BACAAN OFISI – Renungan Harian dan Bacaan Injil 7 Oktober 2025

Bagaimanakah mungkin engkau memukul mundur satu orang perwira tuanku yang paling kecil? Padahal engkau berharap kepada Mesir dalam hal kereta dan orang-orang berkuda!
 
Sekarang pun, adakah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan tempat ini untuk memusnahkannya? TUHAN telah berfirman kepadaku: Majulah menyerang negeri itu dan musnahkanlah itu!”
 
Lalu berkatalah Elyakim bin Hilkia, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: “Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok.”

Tetapi juru minuman agung berkata kepada mereka: “Adakah tuanku mengutus aku untuk mengucapkan perkataan-perkataan ini hanya kepada tuanmu dan kepadamu saja? Bukankah juga kepada orang-orang yang duduk di atas tembok, yang memakan tahinya dan meminum air kencingnya bersama-sama dengan kamu?”
 
Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: “Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur!
 
Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu dari tanganku!
 
Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada TUHAN dengan mengatakan: Tentulah TUHAN akan melepaskan kita; dan kota ini tidak akan diserahkan ke dalam tangan raja Asyur.

BACAAN OFISI – Renungan Harian dan Bacaan Injil 7 Oktober 2025

Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang dari padamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya,
 
sampai aku datang dan membawa kamu ke suatu negeri seperti negerimu ini, suatu negeri yang bergandum dan berair anggur, suatu negeri yang beroti dan berkebun anggur, suatu negeri yang berpohon zaitun, berminyak dan bermadu; dengan demikian kamu hidup dan tidak mati. Tetapi janganlah dengarkan Hizkia, sebab ia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita!
 
Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur?
 
Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim, Hena dan Iwa? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku?
 
Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?”
 
Tetapi rakyat itu berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah kata pun, sebab ada perintah raja, bunyinya: “Jangan kamu menjawab dia!”

.

renungan harian hari ini

Menjadi pengikut Tuhan pertama-tama mesti menyambut Dia dengan memberikan segala perhatian pada Sabda-Nya, berguru pada-Nya, dan belajar dari-Nya. Hanya dengan mendengarkan Sabda terlebih dahulu dan menyimpannya dalam hati, kita dapat menghayatinya dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari.

Inilah yang membuat Tuhan Yesus memuji Maria yang duduk dekat kaki-Nya dan terus mendengarkan Sabda-Nya. Sementara itu, Marta sibuk melayani. Terhadap kenyataan tersebut, Yesus berkata kepada Marta.

“Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, padahal hanya satu saja yang perlu, Maria telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil dari dia.”

Kisah Maria dan Marta menyambut Yesus kiranya menggugah kita sebagai pengikut-Nya untuk senantiasa menyediakan waktu membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, serta peka mendengarkan bisikan suara-Nya melalui pengalaman hidup kita sehari-hari.

Sering terjadi bahwa kita tenggelam dalam kesibukan pekerjaan kita dengan segala persoalan dan tantangannya. Lalu, kita mengabaikan yang terutama dan penting dalam hidup beriman kita, yaitu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan Sabda-Nya, seperti yang dilakukan oleh Maria.

.

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang tenang dan hening. Kisah Maria dan Marta mengingatkan kita untuk seimbang antara bekerja dan mendengarkan Sabda Tuhan. Semoga setiap kesibukan kita tidak pernah membuat kita lupa untuk berdiam diri di hadapan-Nya.

Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas sabda yang menuntun langkah kami hari ini. Dalam kesibukan dan hiruk-pikuk dunia, mampukan kami untuk selalu menyediakan waktu bagi-Mu — duduk dalam keheningan, mendengarkan suara kasih-Mu yang lembut namun menguatkan.

Sering kali kami seperti Marta, cemas dan sibuk dengan banyak hal hingga kehilangan damai sejati. Tuntunlah kami agar belajar dari Maria, yang dengan rendah hati memilih mendengarkan Sabda-Mu. Jadikanlah hati kami tanah subur tempat benih firman bertumbuh dan berbuah.

Semoga setiap pekerjaan yang kami lakukan lahir dari perjumpaan kami dengan Sabda-Mu. Dalam keheningan doa, semoga kami menemukan kekuatan baru untuk mengasihi, melayani, dan menjadi berkat bagi sesama. Dengan demikian, hidup kami menjadi pujian bagi-Mu setiap hari. Amin.

.

Ya Tuhan, Sabda-Mu adalah pelita dan penuntun hidup kami. Semoga hati kami selalu diliputi oleh kerinduan dan rasa haus untuk mendengarkan Sabda-Mu serta senantiasa tergerak untuk mempraktikkannya dalam hidup kami. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 6 Oktober 2025
Baca Juga (KLIK): Doa Pagi Katolik Untuk Awali Hari Indahmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here