Dalam kegiatan pelayanan & peribadatan, kita pasti pernah mendengar kata “pelayan luar biasa” komuni suci. Pastilah muncul pertanyaan dalam benak kita masing-masing: sebenarnya siapa pelayan luar biasa untuk komuni suci itu? Mengapa mereka disebut pelayan luar biasa?
KPKRJ (Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa) pasal 84 menuliskan bahwa “Prodiakon disebut pelayan luar biasa, untuk membantu para klerikus membagikan komuni suci hendaknya pastor paroki memilih sejumlah orang beriman yang memiliki integritas iman, moral, dan pribadi, serta mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai. Nama-nama tersebut diajukan kepada Uskup diosesan untuk diangkat menjadi petugas pembagi komuni luar biasa. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, hendaknya mereka mempersiapkan dan dibina dengan semestinya.” Maka, terjawab bahwa pelayan luar biasa ialah para prodiakon yang berasal dari kaum awam.
Paroki St. Albertus Agung Jetis baru saja membuka seleksi bagi para prodiakon periode baru. Hasil seleksi menyatakan ada lebih kurang 54 orang yang terpilih sebagai calon prodiakon periode baru untuk 3 tahun mendatang. Rencana pelantikan calon prodiakon periode baru ini diperkirakan pada malam tahun baru, 31 Desember 2022. Untuk menyiapkan sisi spiritualitas, pengetahuan, dan keterampilan sebelum dilantik, para calon prodiakon ini diberikan pembekalan-pembekalan supaya dapat bertanggung jawab akan tugasnya.
Kegiatan pembekalan yang pertama bagi para calon prodiakon St. Albertus Agung Jetis dilangsungkan pada hari Minggu, 11 Desember 2022, pukul 10.30-14.00 WIB bertempat di Aula Paroki. Untuk selanjutnya, masih ada pembekalan kembali pada bulan Januari (1x pertemuan) dan Februari 2023 (2x pertemuan). Kegiatan ini dihadiri oleh 52 orang calon prodiakon dan 5 mahasiswa/i PENDIKKAT USD yang membantu persiapan konsumsi. Tak lupa dihadiri pula 2 narasumber: Romo Vincentius Suparman, Pr yang memandu materi sesi I tentang “Apa itu prodiakon & tugas-tugasnya” dan Pak Evan (Prodiakon Senior) yang memandu materi sesi II tentang “Kelengkapan & Tata Liturgi Prodiakon”.
(Romo Vincentius Suparman, Pr yang sedang memandu sesi I dalam pembekalan)
Kegiatan pembekalan pertama ini lebih mengarah pada pengertian dasar dan kesiapan bagi para calon prodiakon periode baru, sehingga dalam bertugas menjadi siap dan tidak bingung-bingung lagi. Selain itu, dalam bertugas para prodiakon menjadi kompak & sigap melayani umat. Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan lancar, meskipun waktu berjalan molor dari estimasi yang ditentukan karena pada sesi terakhir banyak yang bertanya.
Serangkaian kegiatan pembekalan ini diawali dengan Doa Pembuka oleh Pak Wawan, lalu dilanjutkan Kata Sambutan oleh Bu Prima. Setelah kata sambutan dari Bu Prima, langsung masuk pada materi sesi I yang diawali oleh Kata Sambutan oleh Romo Parman.
Materi sesi I yang disampaikan oleh Romo Parman, sekilas tentang pokok-pokok berikut: prodiakon menurut referensi yang disajikan, pembedaan antara diakon & prodiakon, tugas dasar pelayanan prodiakon, tugas resmi prodiakon, spiritualitas prodiakon, mengirim komuni orang sakit, seputar pelayanan Sabda, seputar ibadat berkat devosi, perbedaan sakramen & sakramentali, ibadat sakramentali, berbagai jenis sakramentali, dan kata-kata salam untuk prodiakon. Dalam menyampaikan sesi ini, Romo Parman terlihat memberikan contoh hal-hal konkret yang sebaiknya dilakukan oleh prodiakon. Selain itu, Romo juga memberikan beberapa plesetan supaya para prodiakon tidak tegang dalam menerima materi. Tak lupa Romo menyemangati para calon prodiakon dalam bertugas.
Sebelum lanjut pada materi sesi II, ada break untuk istirahat dan makan siang. Suasana istirahat cukup akrab karena para calon prodiakon dapat saling mengobrol dan menanyakan kabar. Kegiatan pembekalan dilanjutkan dengan masuk pada sesi II yang disampaikan oleh Pak Evan sebagai Prodiakon Senior Paroki Jetis. Materi sesi II ini mencakup pokok-pokok berikut: pakaian prodiakon, alat-alat liturgi bagi prodiakon, warna liturgi, dan hal-hal teknis yang perlu diperhatikan oleh prodiakon saat bertugas. Pak Evan menyampaikan materi dengan alat praktik dan sekaligus berpraktik bersama para calon prodiakon. Hal ini sangat menggugah rasa ingin tahu bagi para calon prodiakon yang baru. Para calon prodiakon lebih ekspresif dalam berpraktik bersama menggunakan tali singel. Sesi ini juga dilengkapi oleh tanya jawab sebagai klarifikasi yang benar bagi para calon prodiakon dalam bertugas.
(Pak Evan yang sedang memandu sesi II dalam pembekalan)
(Calon prodiakon praktik langsung cara menggunakan tali singel)
Keseruan sesi II harus ditutup karena keterbatasan waktu pembekalan yang melebihi estimasinya. Kegiatan pembekalan pertama ini ditutup dengan kata penutup dari Bendahara DPP dan Doa Penutup oleh Pak Wawan.
.
Penulis: Chris Cerly Rika Saraswati (Mahasiswi PENDIKKAT USD)
.
.