Renungan Harian Hari Ini 6 Februari 2024, Bacaan Injil Markus 7:1-13 (baca Alkitab – klik disini)
Bacaan I: 1Raj. 8:22-23. 27-30; Mazmur: 84:3. 4. 5. 10. 11: R:2; PEKAN BIASA V; Pw St.Paulus Miki, Im dkk Mrt. (M); St.Dorothea dan Theophilus; St.Petrus Baptista;
BACAAN I
1Raj 8:22
Kemudian berdirilah Salomo di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, ditadahkannyalah tangannya ke langit,
1Raj 8:23
lalu berkata: “Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah; Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu;
1Raj 8:27
Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
1Raj 8:28
Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!
1Raj 8:29
Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.
1Raj 8:30
Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya di tempat kediaman-Mu di sorga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengam
Â
MAZMUR – Renungan Harian Hari Ini 6 Februari 2024
Mzm 84:3
(84-4) Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
Mzm 84:4
(84-5) Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
Mzm 84:5
(84-6) Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
Mzm 84:10
(84-11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Mzm 84:11
(84-12) Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Â
BACAAN INJIL – Renungan Harian Hari Ini 6 Februari 2024
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan yang najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab, orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau belum melakukan pembasuhan dengan saksama, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka, dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membasuh dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan bejana perunggu serta tempat pembaringan. Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya, “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab)
.
.
Renungan Harian Hari Ini 6 Februari 2024, Bacaan Injil
Hari ini kita mengenang Santo Paulus Miki (1564-1597) dan teman-temannya. Mereka adalah para martir di Jepang. Ada sebuah perkataan yang meneguhkan dari Santo Paulus Miki ketika ia sedang menderita penyaliban, “Seperti Tuhanku, aku akan mati di kayu salib. Seperti Dia, tombak akan menembus jantungku, sehingga darahku dan cintaku dapat mengalir ke atas tanah dan menguduskannya bagi nama-Nya.” Perkataan ini benar-benar dialaminya bersama rekan-rekannya yang lain.
Kemartiran mereka merupakan wujud nyata sikap yang mengutamakan prinsip-prinsip hukum (legalis) dari penguasa Hideyoshi yang melarang orang Jepang untuk menganut agama Katolik. Kisah Injil hari ini juga sejalan sikap yang legalis dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan melihat para murid Yesus makan dengan tangan najis karena tidak membasuhnya sebelum makan. Mereka bahkan bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid- Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” (Mrk. 7:5).
Â
Yesus menjawab pertanyaan ini dengan pernyataan yang keras. Meminjam perkataan Nabi Yesaya, Yesus berkata, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku” (Mrk. 7:6). Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu bersikap terlalu legalis, padahal hidup mereka yang nyata tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. Mari kita mematikan sikap yang terlalu legalis dengan menumbuhkan semangat kerendahan hati dan keterbukaan kepada Tuhan.
Raja Salomo yang bijaksana menunjukkan sebuah keteladanan yang bagus seperti tercermin dalam doa ini, “Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau baik di langit yang di atas maupun di bumi yang di bawah. Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hanba-hamba-Mu yang hidup dengan segenap hatinya di hadapan-Mu” (1Raj. 8:23). Kebajikan, kerendahan hati, dan keterbukaan dalam doa akan membuat kita lebih layak di hadirat Tuhan.
Baca Juga: Renungan Harian Hari Ini 5 Februari 2024
.
.
Tuhan, semoga kami lebih mawas diri dan rendah hati dalam hidup sehari-hari. Amin.
.
Sumber: Ziarah Batin 2024, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.