Pada bulan September tahun ini Anda pasti sudah bisa menebak kegiatan apa yang umat Katolik lakukan setiap tahunnya sejak Konsili Vatikan II terbit. Anda benar, bulan ini kita memperingati Bulan Kitab Suci Nasional atau lebih sering disingkat menjadi BKSN. Penasaran tema apa yang diambil di tahun 2020 dan bagaimana kita melakukannya tahun ini di tengah pandemi yang merebak di seluruh dunia? Baca terus ulasan lengkapnya sampai selesai ya.
Sejarah munculnya BKSN dan Panduan BKSN
Setelah bertahun-tahun sejak Konsili Vatikan II lahir pada tahun 1962-1965, kemudian tercetuslah pula Bulan Kitab Suci Nasional yang kita peringati sampai dengan hari ini. Sebagai tambahan informasi, Konsili Vatikan II merupakan sebuah Konsili Ekumenis ke-21 yang disusun oleh Gereja Katolik Roma, dimulai oleh Paus Yohanes XXIII pada tanggal 11 Oktober 1962 dan diselesaikan oleh Paus Paulus VI pada 8 Desember 1965.
Dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II ini salah satunya adalah Dei Verbum yang berbicara mengenai Kitab Suci. Seperti yang tercantum dalam Dokumen Dei Verbum nomor 22 dan nomor 25, dalam dokumen tersebut dituliskan bahwa sebaiknya jalan masuk menuju Kitab Suci dibuka lebar untuk orang-orang yang beriman, serta mengajak seluruh umat untuk tekun dalam membaca Kitab Suci.
“Bagi kaum beriman kristiani, jalan menuju Kitab Suci harus terbuka lebar-lebar” (Dei Verbum 22). Dengan demikian, mereka dapat memenuhi anjuran untuk “… sering kali membaca Kitab Suci dan memperoleh pengertian yang mulia akan Yesus Kristus … Sebab, tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Dei Verbum 25).
Langkah pertama yang Gereja Katolik lakukan untuk mewujudkan Dei Verbum ini yaitu dengan menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa setempat, salah satunya bahasa Indonesia. Kemudian pada tahap selanjutnya, hierarki Gereja Katolik Indonesia mulai menerjemahkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dimana sebuah lembaga Katolik bekerja sama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang berbasis agama Protestan.
Lembaga yang dimaksud dalam paragraf di atas adalah Lembaga Biblika Indonesia (LBI). Dirintis pada tahun 1965 sebagai usaha Ordo Saudara Dina Fransiskan (OFM), dimana tugas dan kegiatan utamanya yaitu menerjemahkan dan menerbitkan Kitab Suci serta buku-buku lain yang berkaitan dengan Kitab Suci. Pada saat itu lembaga ini bernama Lembaga Biblika Saudara-saudara Dina.
Sejarah terbentuknya LBI bisa Anda baca disini : https://www.lbi.or.id/tentang-lbi/sejarah/
Meskipun telah diterjemahkan dan resmi beredar, namun banyak yang belum mengenal dan membaca Kitab Suci. Menyikapi hal tersebut, Lembaga Biblika Indonesia kemudian melakukan berbagai usaha mengenalkan Kitab Suci kepada umat Katolik. Salah satu cara yang ditempuh yaitu mengadakan Hari Minggu Kitab Suci Nasional pertama kalinya pada minggu pertama bulan September tahun 1977, kemudian momentum inilah yang menjadi bibit dari terbentuknya Bulan Kitab Suci Nasional.
Dalam prosesnya LBI tidak langsung menetapkan bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional, tetapi ada 2 (dua) momentum lain yang berkaitan erat. Satu, LBI menyarankan paroki-paroki mengadakan misa syukur di Bulan Agustus 1975 untuk menyambut terbitnya Kitab Suci berbahasa Indonesia yang telah selesai disusun. Kedua, pada akhir bulan Mei 1976 seluruh bahan liturgi dan saran kegiatan sebagai semacam panduan BKSN di saat sekarang lalu dikirimkan kepada romo-romo untuk perayaan Hari Minggu Kitab Suci Nasional yang saat itu diadakan pada tanggal 24-25 Juli 1976.
Setelah dua momentum di atas dilakukan tetapi hasilnya belum sesuai dengan harapan, maka pada tahun 1977 sidang Majelis Agung Waligereja Indonesia kemudian menetapkan minggu pertama bulan September sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Dalam perkembangan setelahnya LBI berhasil memacu antusiasme umat untuk membaca serta mendalami Kitab Suci. Selain itu dirasa pula bahwa waktu satu minggu untuk kegiatan tersebut dirasa kurang sehingga ditetapkan durasi baru yang diperpanjang menjadi satu bulan yaitu selama bulan September. Inilah yang menjadi hari kelahiran Bulan Kitab Suci Nasional pada tahun 1977.
Tema BKSN dan Panduan BKSN 2020
Tahun 2020 ini tema yang ditetapkan yaitu “Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas.” Pada pertemuan Nasional LBI tanggal 18-22 Juli 2016 yang lalu di Bogor, para pakar Kitab Suci dan Delegatus Kitab Suci Keuskupan telah mencapai kata sepakat untuk mengangkat tema besar “Mewartakan Injil di tengah Arus Zaman” sebagai arahan selama empat tahun ke depan. Kemudian dijabarkan kembali dalam empat tema yang akan direnungkan dalam Bulan Kitab Suci Nasional selama empat tahun berikutnya. Keempat tema itu sebagai berikut:
- Mewartakan Kabar Gembira dalam Gaya Hidup Modern (2017)
- Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan (2018)
- Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Lingkungan Hidup (2019)
- Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas (2020)
Banyak orang Kristiani menghadapi krisis yang menyangkut iman mereka dan sekaligus identitas mereka. Bisa jadi kita bukan orang yang mengalami krisis, tetapi tetap perlu belajar untuk menolong saudara-saudara kita yang sedang menghadapi krisis. Kita akan belajar dari pengalaman orang Yahudi yang diangkut ke pembuangan di Babel dan para murid Yesus yang ditinggalkan oleh Yesus ketika Ia ditangkap dan disalibkan.
Kedua komunitas yang mengalami krisis iman dan identitas ini berhasil melewati krisis yang mereka alami. Apa yang mereka lakukan ketika menghadapi krisis itu? Ternyata kedua kelompok itu melakukan hal yang sama, yaitu menegaskan kembali identitas mereka.
Bagaimana mereka dapat memahami identitas mereka? Dari hubungan mereka dengan Allah. Orang-orang Yahudi melihat kembali siapa sesungguhnya Allah yang mereka percaya dan melihat siapa mereka di hadapan Allah. Para murid Yesus melihat kembali siapa sesungguhnya Yesus yang mereka ikuti dan melihat siapa mereka di hadapan Yesus.
Hal yang sama akan kita lakukan dalam Bulan Kitab Suci Nasional ini. Kita diajak untuk melihat kembali kebenaran mengenai Allah dan siapa Umat Kristiani di hadapan Allah itu. Dalam empat pertemuan kita akan mendalami adalah siapa Allah yang dipercaya oleh Umat Kristiani dan siapa sesungguhnya Umat Kristiani di hadapan Allah. Kebenaran mengenai Allah ini sesungguhnya adalah kabar gembira yang diajarkan oleh Yesus. Dari kebenaran mengenai Allah inilah Umat Kristiani memperoleh identitasnya. Kesadaran mengenai identitasnya ini akan mendatangkan sukacita bagi orang yang percaya dan menuntun cara hidupnya selama tinggal di dunia. Semoga.
Berikut ini bahan atau materi Bulan Kitab Suci Nasional 2020 dan tambahannya
Materi BKSN
Materi tambahan
Penulis : Franciskus
Diolah dari berbagai sumber
.
.