Glenikan Akbar Komsos KAS 2023: Upaya Meneguhkan Peran Gereja bagi Dunia

Salah satu corak khas Komsos KAS adalah bekerja di bidang produktivitas dan kreativitas. Untuk menghadirkan Gereja yang kreatif dibutuhkan upaya terus menerus untuk berani memahami kebutuhan umat/ audiens, up to date, terus menerus belajar, mau berkolaborasi, dan terus mencoba membuat karya. Dengan demikian diharapkan Komsos KAS dapat menjadi “penghubung” warta kasih Allah dengan manusia.

Hal tersebut menjadi latar belakang diselenggarakannya Glenikan Akbar Komsos KAS, pada Sabtu-Minggu (15-16/07/23) lalu, bertempat di Wisma Salam Muntilan.

Di hari pertama kegiatan, Romo H. Budi Purwantoro, Pr., selaku Kepala UPP Komunikasi KAS memberi materi tentang perlunya umat katolik mewujudkan pesan Paus fransiscus pada peringatan “25 tahun Runtuhnya Tembok Berlin” pada 9 November 2014 lalu, yang dirasa relevan denan peran Komsos kondisi zaman sekarang. Untuk bisa membangun jembatan maka umat Kristen, khususnya Komsos perlu meneladani cara Yesus yang selalu berkomunikasi dengan sesama menggunakan hati.

“Yesus ahlinya membangun jembatan, karena Yesus mau berkomunikasi dengan siapapun, bahkan dengan orang-orang yang disingkirkan, dan Yesus berbicara dengan hati.” Terang romo Budi.

Romo Budi menambahkan, dengan adanya kemajuan teknologi, maka membangun jembatan kini perlu diperluas dengan media digital. Dunia digital memberi kesempatan seluas-luasnya, namun perlu diwaspadai, karena juga memberi dampak buruk. Oleh karena itu Komsos diharapkan menjadi pewarta gereja yang kreatif dan inovatif.

Di sesi kedua, Romo Petrus Dwi Purnomo A, Pr. selaku koordinator KOMSOS KAS, menyampaikan materi tentang Tiga Cara Berkomunikasi pada Manusia.

“Ada tiga cara manusia berkomunikasi saat berelasi dengan orang lain, yaitu kepala, hati dan perut. Jika berkomunikasi dari kepala, maka logika, rasionalitas yang dipakai, sehingga muncul perdebatan. Jika berkomunikasi dari perut, komunikasi ini hanya berdasarkan pada insting-nafsu. Namun, jika berkomunikasi dari hati, yang mendasarkan pada emosi, empati dan ekspresi maka akan tercipta bentuk komunikasi yang ramah, menyejukkan, dan mendorong siapapun untuk berkomunikasi yang baik, berkolaborasi, dan berelasi”, imbuh pastur yang akrab disapa romo Ipung ini.

Live Streaming Tidak Cukup Lagi!

Di hari kedua Glenikan Akbar Komsos KAS (16/07/23) diisi dengan praktik menulis berita dan membuat  Konten film pendek. Untuk sesi praktik menulis berita menghadirkan narasumber Agung Purwandono, Pemred Mojok.Co. Sedangkan pelatihan film pendek diisi oleh Fransiscus B. Edgar, staf UPPK KAS.

Dalam materinya Edgar, menyampaikan pada masa pandemi Komsos paroki menjadi “anak emas” karena sangat dibutuhkan oleh gereja untuk   pewartaan, diantaranya menyelenggarakan misa Online/ live streaming. Dampak positifnya kemudian membuat lini media massa seperti youtube  dibanjiri dengan konten- konten yang memuat kata kunci misa atau ekaristi.  Namun di masa endemi seperti sekarang,  komsos perlu memikirkan kembali apa perannya dalam pewartaan. ” Ketika misa sudah berjalan seperti biasa, live streaming sudah tidak cukup lagi. bahkan bisa dibilang kuno. Kita perlu memikirkan cara-cara lain agar komsos bisa tetap relevan menjawab kebutuhan pewartaan”, jelas Edgar

Menurut Edgar, ada beberapa agenda yang bisa menjadi lahan garapan komsos di luar kegiatan rutin gerejawi. Diantaranya membuat konten- konten positif bertema sosial untuk dimuat di seluruh akun media sosial gereja. Tujuannya agar wajah gereja tetap hadir di zaman digital seperti sekarang ini. Cara ini sudah dimulai melalui kolaborasi antar Komsos se-Kevikepan DIY yang membuat konten bertema pemilu.

Dalam diskusi juga terungkap, bahwa hierarki paroki  belum seluruhnya mengetahui dan memahami bahwa kehadiran komsos adalah entitas wajib bagi Gereja sebagaimana tertuang dalam dokumen gereja katolik Inter Mirifica.

“Melalui dokumen Inter Mirifica, Gereja menyadari bahwa ia sedang berada di dunia yang sedang berkembang. Terutama dalam hal komunikasi sosial”, terang Edgar. Hal itu menunjukkan bahwa Gereja menyadari bahwa jika digunakan dengan baik, media sosial dapat menjadi sarana pewartaan yang efektif.

Hingga hari kedua antusiasme ratusan peserta Glenikan Akbar Komsos KAS tetap menyala. Mereka dengan semangat mengikuti praktik langsung penulisan berita dan pembuatan video pendek. Semangat untuk tetap berkarya  menghidupi komsos paroki  diteguhkan melalui misa perutusan yang dibawakan oleh tiga romo, yakni Romo H. Budi Purwantoro Pr, Romo P. Dwi Purnomo Adi Pr, Romo J. Ari Purnomo Pr., ketiganya berpesan agar Komsos bisa meneladani Yesus dalam menjalin relasi dengan sesama, yakni berkomunikasi dengan hati. Dan membawa pesan Paus Fransiscus, agar Gereja membangun jembatan, bukan tembok untuk mewujudkan persaudaraan.

.

Wempi dan Seno / Komsos Jetis

.

.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here